Selasa, 31 Agustus 2021
HEWAN MATI BERGELIMPANGAN KARENA EFEK RADIASI 5G
Beredar sebuah video memperlihatkan burung-burung mati di jalanan dan juga bebek yang menenggelamkan kepalanya di air. Disebutkan burung yang mati di jalanan disebabkan oleh radiasi jaringan 5G. Sementara bebek menenggelamkan kepalanya untuk menghindari radiasi.
CEK FAKTA: Dari hasil pnelusuran, klaim bahwa radiasi 5G dapat membunuh hewan adalah salah. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Dilansir Covid.go.id, pada video berdurasi 33 detik memperlihatkan beberapa cuplikan gambar, yang mana cuplikan pertama memperlihatkan orang memakai hazmat dan sedang memungut burung mati. Setelah dilakukan penelusuran menggunakan reverse image, gambar yang sama ditemukan di artikel bbc.com, yang membahas misteri kematian 3000 burung di Arkansas, Amerika Serikat, tahun 2011.
Dilansir dari cnn.com, komisi perikanan Arkansas menyebut kematian massal disebabkan “blunt force trauma” yakni benturan burung-burung tersebut pada obyek keras seperti rumah, pohon, tiang listrik, saat mereka beterbangan.
Kemudian, gambar berikutnya memperlihatkan fenomena kematian massal burung jalak di Huijgenspark, Den Haag, Belanda pada Oktober 2018. Fenomena ini beberapa tahun lalu juga menjadi konspirasi yang dikaitkan dengan efek jaringan 5G. Namun, klaim ini telah dibantah oleh otoritas setempat.
Menurut lembaga penelitian Wageningen Bioveterinary Research (WUF), kemungkinan besar penyebab utama kematian adalah keracunan buah yew. Lebih lanjut, biro antena pemerintah Belanda menyebut tidak ada pemasangan antena 5G di dekat taman Huijgenspark. Selain itu semua tiang transmisi di Belanda terikat oleh standar keselamatan serta pengukuran radiasi telah di bawah standar keselamatan.
Adapun cuplikan gambar yang memperlihatkan bebek mencelupkan kepalanya di air untuk menghindari radiasi, juga tidak benar. Perilaku bebek-bebek tersebut adalah hal yang alamiah. Bebek tersebut berjenis “Dabbling Duck” atau disebut bebek perenang. Mereka hidup di daerah air dangkal dan sesekali mencelupkan kepalanya di air untuk mengambil makanan seperti ikan atau serangga. Mallards, northern shovelers, American wigeons, gadwalls, and cinnamon teals, semuanya termasuk spesies bebek perenang.
Pula, dilansirhealthline.com, penelitian mengenai efek jaringan 5G pada manusia telah dilakukan sekitar tahun 2017 hingga yang terbaru tahun 2021. Efek 5G yang ditemukan di antaranya adalah pemanasan jaringan sel pada manusia, gangguan kognitif, dan kanker. Meski demikian, para peneliti belum mendapatkan konklusi yang konsisten, penelitian lebih lanjut masih perlu dilalukan. Hasil ini juga berlaku pada hewan, bahwa para peneliti masih perlu melalukan kajian lebih lanjut mengenai efek jaringan 5G pada hewan.
KESIMPULAN: Klaim bahwa radiasi 5G dapat membunuh hewan adalah salah. Faktanya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content
RUJUKAN:
https://bit.ly/3jsHnVm
https://bit.ly/3BprlSj